Karena Cinta Ku Mengenal Sastra (AutoBiography Wiki Dwi Ningrum)
Terlahir dari keluarga petani membuatku hidup di lereng pegunungan, dimana udaranya begitu dingin. Aku terlahir sebagai perempuan 18 tahun yang lalu tepatnya tanggal 19 Mei 1996 dengan nama lengkap Wiki Dwi Ningrum, dan nama panggilanku Wiki, namun tidak semua orang memanggilku Wiki, ada yang memanggil Miki, Viki, bahkan juga Wiwik. Aku hanya memiliki seorang kakak laki-laki, ayahku bernama Darlin dan ibuku bernama Rumi’ah.Aku tinggal di sebuah Desa kecil yaitu Selobrojo (Selo= Batu, Brojo= Hujan) aku tinggal di Rt 32 Rw 06 Desa Banjarejo Kecamatan Ngantang.Sejak kecil aku hidup seperti Si Bolang, rumah hanya menjadi tempat untuk makan dan tidur.Masa kecilku adalah masa yang terindah dimana aku bisa pergi kemana saja, dengan teman yang begitu banyak, mengenal banyak hal, dan bermain bersama, sampai-sampai aku tak mengenal yang namanya sekolah, hingga aku telat sekolah satu tahun.Jika anak sekarang banyak sekali yang meminta sekolah, aku justru tak pernah memintanya bahkan aku tak mengerti apa itu sekolah, jika saja orang tuaku tak menyekolahkan aku, mungkin aku juga tak akan pernah sekolah.
Aku menempuh pendidikan pertamaku di TK Dharma Wanita selama dua tahun yaitu tahun 2001-2003, Lalu aku melanjutkan pendidikanku di SDN Banjarejo 3, saat aku menduduki bangku kelas 4 SD, aku mulai merasakan perasaan suka terhadap seseorang, rasa it uterus berlanjut saat akun naik ke kelas 5 SD, karena dialah aku menyukai dunia sastra, karena setiap kali aku memandangnya tanganku terasa gatal sekali ingin menulis puisi tentang dia, bahkan aku sampai menyediakan buku khusus untuk puisi tentang dia, karena kecintaanku dalam menulis buku diary ku pun full dengan cerita tentang dia.Perasaan itu tetap melekat dalam diriku hingga aku naik ke kelas 6 SD, dan aku terus mengasah kemampuan menulisku tanpa sadar karena dia.Namun di tahun kelulusan ku dari SD tahun 2009 itu juga menjadi tahun perpisahanku, karena kita tak lagi satu sekolah.Namun warisan dari dia tetap aku pertahankan yaitu warisan gemar menulis.
Aku tidak terlalu mengenal banyak SMP waktu itu, yang aku tahu hanya ada dua yaitu SMPN 1 Ngantang dan SMPN 2 Ngantang, dengan alasan jarak sekolah yang dekat aku memilih SMPN 2 Ngantang.Saat usia-usia remaja seperti inilah, banyak sekali teman-temanku yang memilih menikah daripada sekolah.Sama seperti kakak ku yang memutuskan menikah di usianya 19 tahun. Perjodohan dan menikah muda seolah menjadi budaya disini. Itulah mengapa perjuanganku untuk melanjutkan sekolah semakin berat, dan tidak sama dengan anak yang lainnya. Namun di samping semua itu aku tetap berkarya dan di kelas dua SMP aku mengikuti lomba menulis pertama, yang menurut ku sangat berat, kenapa? Aku harus pergi ke warnet untuk mengetik naskah yang aku buat karena saat itu aku tak memiliki laptop, aku kira warnet bisa menyimpan file naskahku, namun besoknya saat aku kembali naskah itu sudah hilang, dan aku minta tolong pemilik warnet untuk mengetikkannya.Selain cobaan itu, masih ada lagi, karena yang mengadakan lomba berpusat di Jakarta aku harus mengirimnya lewat kantor pos, namun saat pengiriman, ternyata mereka sudah tidak menerima lagi barang untuk dikirim karena sudah mendekati Hari Raya Idul Fitri, akhirnya di jalan aku menangis.Lalu terpaksa aku mengirimnya di hari terakhir. Jika mengingatnya nekat juga, karena aku sadar ceritaku waktu itu sangat kaku, membosankan alurnya, ceritanya bisa ditebak, dan bahasanya sangat biasa.Lalu di kelas 3 aku dipercayakan guruku untuk mengikuti jambore di Kecamatan Donomulya, dari situlah aku mendapat banyak pengetahuan tentang bahasa karena saat itu aku masuk kategori puisi, dan puisi dari kelompokku masuk tiga besar dan dipamerkan dalam pameran.Setelah aku menjalani pendidikan SMP dan lulus pada tahun 2012 bisa dipastikan tidak ada setengah dari angkatanku melanjutkan pendidikannya.Sedangkan aku bimbang akan melanjutkan sekolah dimana.
Untuk pilihan sekolah di Ngantang hanya ada satu SMA itu sekolahnya tidak aktif atau jarang berinteraksi dengan sekolah lain, mau masuk SMKN 1 Pujon, saat itu banyak sekali kasus hamil duluan disana.Lalu aku putuskan ingin masuk di SMKN 1 Singosari, itupun aku ikut-ikut dengan temanku, karena aku tak mengerti tentang sekolah-sekolah tapi terkendala jarak yang terlalu jauh sehingga tidak direstui oleh orangtuaku.Lalu temanku mengajak ku ke SMKN 5 Malang, aku pun tak tahu dimana itu SMKN 5 Malang, dank arena temanku memutuskan untuk tidak sekolah disana, akupun juga mengikutinya, karena aku tak tahu apapun.Lalu temanku menyarankan untuk sekolah di SMKN 1 Batu, aku suda berencana banyak dengan temanku, namun ayah dari kakak ipar ku melarangku sekolah disana, dengan alasan banyak anak yang nakal. “Lalu aku sekolah dimana? Di sini tidak boleh di sana tidak boleh” Akhirnya aku mencari tahu tentang SMK PGRI 3 Malang, sekolah di Malang yang paling terdekat.Dan akhirnya aku mendaftar di sana dengan ke empat temanku. Ya bisa disimpulkan dengan kejadian itu bahwa aku sekolah di SMK PGRI 3 Malang karena tak ada pilihan lain.
Saat aku merasakan lingkungan sekolah yang disiplin, aku mulai merasa nyaman.Dan aku tak pernah melupakan kegemaranku dalam menulis.Saat Prakerin tahun lalu aku mulai mengikuti lomba cerpen online dan lomba kali ini lebih mudah, karena aku bergelut di bidang IT dan aku sudah memiliki laptop.Dan aku mengirimkan karyaku.Dari 431 cerpen yang masuk, dipilih juara satu, dua, dan tiga selain itu juga dipilih dua puluh cerpen terbaik untuk dibukukan.Meski aku tida termasuk dalam keduanya namun aku juga mendapat buku, dan disaat itu aku bisa menilai karyaku, yang masih menggunakan alur membosankan , cerita yang bisa ditebak, dan tidak terkandung amanat yang dalam.
Dan sekarang aku sudah menginjak kelas tiga di tahun 2014, aku sudah mengikuti empat lomba yang mana, aku ikut andil dalam pembuatan cerita yaitu lomba artikel Indonesia kebanggaanku, Lomba Cerpen Indonesia Dalam Kritik Sosial, Lomba Film Bertema Peduli Lingkungan, Dan lomba Blog dimana harus membuat 9 artikel yang mana satu tertema Budaya di Indonesia yang berhubungan dengan teknologi, tiga artikel bertema The Vioce Of The Techno, dan lima artikel bertema The Next techno Creator.Dan tinggal menunggu hasil serta siap untuk evaluasi.
Dalam Menggapai Sebuah Mimpi (Autobiografi oleh Yosi Juniwati)
Sebuah bangku pojok belakang yang selalu kutempati di SMP Negeri 1 Batu , akan memulai awal perjalananku menjadi sosok pemimpi yang tinggi. Aku yang saat ini menduduki bangku SMK di Perbatasan Kota Malang di Jalan Tlogomas yaitu SMK PGRI 3 Tlogomas Malang merupakan salah satu dari 3000 siswa SMK tersebut. Mungkin kalian akan bertanya tanya siapa aku ?. Jika kalian bertanya seperti itu mungkin aku hanya memberikan sebuah nama, aku adalah Yosi Yuniwati ,aku yang saat ini tinggal bersama Ibu dan kakak kakakku yang sudah menikah merupakan anak kelima dari lima bersaudara.Ayahku meninggal ketika aku menduduki bangku sekolah dasar . Aku menganggap diriku merupakan sosok yang tak terlalu menonjol dari semua siswa yang ada, mungkin banyak teman yang tak terlalu mengenalku. Bahkan saat aku menduduki bangku SMP .
Apa kalian pernah bermimpi?Pasti semua orang memiliki mimpi bukan?. Mimpi hanyalah sebuah kata yang bisa membuatmu tak akan tidur semalaman jika kalian memikirkannya. Pertanyaan tentang sebuah mimpi dimulai ketika aku menduduki bangku SD,“Apakah kau punya mimpi?” dengan keyakinan sosok anak kecil yang kala itu aku menjawabnya dengan jawaban aku bermimpi menjadi seorang dokter. Mungkin jika saat ini aku menjawab pertanyaan itu dengan jawaban yang sama, pasti akan terdengar konyol.Pertanyaan tersebut terulang kembali ketika aku menduduki bangku SMP. Aku yang saat itu yang mulai sedikit beranjak remaja mulai memikirkan kembali mimpi awalku menjadi seorang dokter, namun kala itu aku hanyalah seorang anak yang baru saja beranjak remaja, aku masih tidak memilik pendirian kuat. Aku merubah mimpiku dari seorang dokter menjadi seorang fotografer. Dengan itu aku mulai membicarakan dengan ibu tentang masa depan dan mimpiku. Sosok ibu yang sangat kucintai mendukung impian tentang masa depanku menjadi seorang fotografer. Namun hal kecil yang tak bisa kupertahankan mulai menggerogoti diriku, hal tersebut adalah konsisten.Jika diingat kembali, tentang mimpiku kala itu hanyalah terinspirasi dari sebuah film Tv yang ditayangkan oleh salah satu stasiun Tv swasta yang menceritakan tentang sosok fotografer. Karena itulah aku bermimpi menjajal bidang tersebut , untuk mewujudkannya aku memulai langkah dengan masuk di SMK PGRI 03 Malang dengan mengambil jurusan Multimedia yang didalamnya aku juga mempelajari tentang teknik fotografi. Seperti yang telah kukatakan sebelumnya, aku hanyalah seorang remaja yang tak bisa memegang kekonsistenan , dan juga seperti yang telah terduga sebelumnya aku merubah impianku kembali untuk kedua kalinya setelah pertanyaan tentang mimpi mendatangiku saat pertama kali.
Meskipun aku merubah impianku setidaknya aku masih memiliki mimpi lain untuk tetap menjalani hari hari sebagai anak remaja yang tetap semangat. Aku yang saat itu memutuskan akan menjalani beberapa karir untuk masa depanku. Dimulai dari seorang desainer graphic, Animator, Sutradara dan untuk yang terakhir aku mulai memikirkan tentang menjalani masa depanku sebagai seorang arsitek setelah aku selesai menjalani praktek kerja industri selama 1 tahun di Bali.Sudah kukatakan beberapa kali bukan jika aku tidak bisa mempertahankan Kekonsistenan dan juga tanggung jawabku dalam memilih masa depan . Meskipun saat ini aku sudah menginjak usia 17 tahun , aku masih tetap bingung dalam menentukan masa depan.
Saat ini aku yang akan segera menamatkan masa pencarian ilmu di SMK PGRI 03 Malang mulai memikirkan dengan serius ,” Akan segera melanjutkan kemanakah aku?”. Jika dipikirkan dari awal semua mimpi yang aku inginkan merupakan mimpi yang muluk bukan. Aku pernah mendengar peribahasa “ Gapailah mimpi setinggi langit, meskipun engkau jatuh setidaknya kau telah mencapai puncak gunung”. Dengan begitu saat ini aku mulai memiliki keyakinan, dan aku akan mencoba berusaha lebih keras untuk memegang kekonsistenan dan tanggung jawabku untuk impianku saat ini yaitu sebagai Arsitek. Kini aku hanya bisa mencapainya dengan menuntut ilmu terlebih dahulu, dalam mencapai impianku tersebut aku akan memulainya dengan memasuki Universitas Islam Negeri Malang dengan bidang Studi Arsitek tahun depan yang semoga saja aku bisa memasukinya , dan hal itu akn aku lakukan setelah aku menyelesaikan pencarian ilmu di SMK PGRI 03 MALANG. Di tempat itulah nanti aku akan kembali memulai segalanya untuk mengarungi impian panjang yang telah ada didepan mata.
Sepertinya Diriku (Cahya Ardhinsyah Putra)