.

.

Rabu, 22 Oktober 2014

ROOM (Deskripsi)


Menginjak lantai berwarna abu-abu putih sudah tak asing lagi bagiku. Ruang kelas berukuran    ± 9 m X 9 m ini berbentuk persegi dengan donimasi meja coklat dan kursi biru terlihat penuh ditempati murid SMK, aku duduk di bangku pojok depan sebelah kiri, tepat di depan meja guru yang disampingnya menempel papan tulis berwarna putih.Di samping kiriku, duduk seorang cewek berkacamata yang lihai bercanda dengan teman dibelakangnya.Sedang di samping kananku banyak siswa melakukan kegiatannya masing-masing, ada yang memeras otak untuk menulis, saling berebut penggaris, tertawa sendiri, melamun, berbicara dengan teman, dan ada pula yang lesu dan tak bersemangat.Ada lagi yang sangat serius memperhatikan guru Bahasa Indonesia saat menjelaskan pelajaran, panggil saja dia Yosi wajahnya terlihat serius melihat LCD yang dipantulkan ke layar proyektor.Dia yang duduk tepat di belakang tempat duduk ku itu tak banyak berkutik jika sudah masuk pelajaran.Tentu saja tak berkutik karena dia sering dihinggapi rasa ngantuk, hehehe.
Ruangan yang tidak tertutup tembok sepenuhnya ini biasa disebut Ruang C 2.4 di pusat kelas duduk dua orang yang saling bersahutan dalam candaan, ya Fakhron dan Sanjaya.Sudah menjadi kebiasaan bila harus mengerjakan tugas dengan bercanda disambung dengan diskusi, agar terlihat lebih sibuk, hahaha.Ruang ini adalah tempatku mempelajari pelajaran yang menurutku menjadi salah satu tantangan karena sulitnya untuk mendapatkan nilai sempurna di pelajaran ini, yaitu pelajaran bahasa Indonesia.Sekarang guruku sedang sibuk menyuruh muridnya untuk mengerjakan tugas.Sebut saja siswa bernama Ardin yang duduk dekat tembok baris ketiga dari depan, Guru Bahasa Indonesia mendesaknya untuk segera menulis deskripsi spasial, namun dia lebih suka memainkan pensil di tangannya daripada memainkannya di atas kertas.Terasa aneh jika hal itu tak dilakukan.Ruangan ini terkenal dengan ruang VIP, karena kursi dan mejanya yang lebih bagus dari kelas lain.Namun udara di kelas ini cenderung panas, dimana tidak, orang arah angina tidak sesuai dengan letak ventilasi menjadi penyebabnya.Tapi kuakui, kelas ini jauh lebih memadai dari kelas lain.
Letih, lesu terlihat sekali dari wajah teman sebangkuku.Aku biasa memanggilnya Kakak.Rambutnya yang berantakan seolah mencerminkan bahwa dia bukan seorang cewek feminism.Hidungnya yang tidak mancung dengan tahi lalat kecil di atasnya, giginya yang berantakan, dan kacamata berframe hitam yang dipakainya cukup memperlihatkan wajahnya yang manis, namun ada sesuatu yang mengusik kemanisan wajahnya yaitu jerawat kecil di samping matanya dan rambut depannya yang tidak teratur seolah tak pernah dirapikan dengan sisir.
Wuaaaaaah….. Suara adzan berkumandang di tengah hari yang panas, ditambah gurauan teman-teman Multimedia C kelas XII yang merasuk di celah setiap telinga membuat suasana yang tepat untuk tidur.Jarum pendek pun hampir tepat membelah jam dinding di pojok kelas menempel pada dinding yang bercat putih bersih namun sudah mulai ternodai oleh tangan-tangan jahil anak putih abu-abu.Rasa malas mulai menghinggapi diri setiap manusia di kelas ini, kecuali guru dan asistennya, hehehe….Udara yang panas di kelas VIP memang bagus jika dilewatkan dengan tidur.Selamat tidur siang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar