Menginjak lantai berwarna abu-abu putih sudah tak asing
lagi bagiku. Ruang kelas berukuran ± 9 m X 9 m ini berbentuk persegi
dengan donimasi meja coklat dan kursi biru terlihat penuh ditempati murid SMK, aku duduk di bangku pojok depan sebelah
kiri, tepat di depan meja guru yang disampingnya menempel papan tulis berwarna
putih.Di samping kiriku, duduk seorang cewek berkacamata yang lihai bercanda
dengan teman dibelakangnya.Sedang di samping kananku banyak siswa melakukan
kegiatannya masing-masing, ada yang memeras otak untuk menulis, saling berebut
penggaris, tertawa sendiri, melamun, berbicara dengan teman, dan ada pula yang
lesu dan tak bersemangat.Ada lagi yang sangat serius memperhatikan guru Bahasa
Indonesia saat menjelaskan pelajaran, panggil saja dia Yosi wajahnya terlihat
serius melihat LCD yang dipantulkan ke layar proyektor.Dia yang duduk tepat di
belakang tempat duduk ku itu tak banyak berkutik jika sudah masuk pelajaran.Tentu
saja tak berkutik karena dia sering dihinggapi rasa ngantuk, hehehe.
Ruangan yang tidak tertutup tembok sepenuhnya ini
biasa disebut Ruang C 2.4 di pusat kelas duduk dua orang yang saling bersahutan dalam candaan, ya Fakhron dan Sanjaya.Sudah menjadi kebiasaan bila harus mengerjakan tugas dengan bercanda disambung dengan diskusi, agar terlihat lebih sibuk, hahaha.Ruang ini adalah tempatku mempelajari pelajaran yang menurutku
menjadi salah satu tantangan karena sulitnya untuk mendapatkan nilai sempurna
di pelajaran ini, yaitu pelajaran bahasa Indonesia.Sekarang guruku sedang sibuk
menyuruh muridnya untuk mengerjakan tugas.Sebut saja siswa bernama Ardin yang
duduk dekat tembok baris ketiga dari depan, Guru Bahasa Indonesia mendesaknya
untuk segera menulis deskripsi spasial, namun dia lebih suka memainkan pensil
di tangannya daripada memainkannya di atas kertas.Terasa aneh jika hal itu tak
dilakukan.Ruangan ini terkenal dengan ruang VIP, karena kursi dan mejanya yang
lebih bagus dari kelas lain.Namun udara di kelas ini cenderung panas, dimana
tidak, orang arah angina tidak sesuai dengan letak ventilasi menjadi
penyebabnya.Tapi kuakui, kelas ini jauh lebih memadai dari kelas lain.
Letih, lesu terlihat sekali dari wajah teman
sebangkuku.Aku biasa memanggilnya Kakak.Rambutnya yang berantakan seolah mencerminkan
bahwa dia bukan seorang cewek feminism.Hidungnya yang tidak mancung dengan tahi
lalat kecil di atasnya, giginya yang berantakan, dan kacamata berframe hitam
yang dipakainya cukup memperlihatkan wajahnya yang manis, namun ada sesuatu
yang mengusik kemanisan wajahnya yaitu jerawat kecil di samping matanya dan
rambut depannya yang tidak teratur seolah tak pernah dirapikan dengan sisir.
Wuaaaaaah….. Suara adzan berkumandang di tengah hari
yang panas, ditambah gurauan teman-teman Multimedia C kelas XII yang merasuk di
celah setiap telinga membuat suasana yang tepat untuk tidur.Jarum pendek pun
hampir tepat membelah jam dinding di pojok kelas menempel pada dinding yang
bercat putih bersih namun sudah mulai ternodai oleh tangan-tangan jahil anak
putih abu-abu.Rasa malas mulai menghinggapi diri setiap manusia di kelas ini,
kecuali guru dan asistennya, hehehe….Udara yang panas di kelas VIP memang bagus
jika dilewatkan dengan tidur.Selamat tidur siang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar