.

.

Rabu, 12 November 2014

Nusantara dan Angklung


Memiliki ribuan kebudayaan membuat Indonesia menjadi negeri yang terkenal dengan unsur
kebudayaannya.Berbagai macam budaya Indonesia dari berbagai suku membuat Indonesia lebih
berwarna dan menjadi negara yang penuh dengan budaya yang patut untuk ditelusuri, mulai dari
tari-tarian, rumah adat, alat musik, pakaian adat, senjata tradisional dan banyak lainnya.

                     


Salah satu corak kebudayaan Indonesia yang berbentuk alat musik salah satunya angklung.Siapa
yang tidak tahu angklung? Orang Indonesia pasti sudah mengenal angklung, karena angklung
sudah diakui dunia sebagai salah satu alat musik tradisional milik Indonesia.Angklung
merupakan alat musik tradisional yang terbuat dari bambu. Alat musik yang berasal dari Jawa
Barat ini pernah dimuat dalam tulisan “Dictionary of the Sunda language” karya Jonathan Rigg
yang diterbitkan pada tahun 1862 di Batavia ia menuliskan bahwa angklung merupakan alat
musik yang terbuat dari pipa - pipa bambu yang dipotong ujung - ujungnya menyerupai pipa -
pipa dalam suatu organ dan diikat bersama dalam suatu bingkai, digetarkan untuk menghasilkan
bunyi. Angklung adalah salah satu alat musik multitonal yaitu alat musik bernada ganda yang
secara tradisional berkembang dalam masyarakat. Angklung dimainkan dengan cara
digoyangkan yang menyebabkan benturan badan pipa bambu sehingga menghasilkan bunyi
bergetar dalam susunan nada 2,3,sampai 4 nada dalam setiap ukuran kecil . Meskipun begitu alat
musik tradisional ini kini telah mendapat pengakuan resmi dari UNESCO sebagai karya agung
warisan budaya lisan dan non bendawi manusia (intangible cultural heritage) sejak bulan
november tahun 2010 dan penyerahan resmi sertifikat dilaksanakan di Jakarta, pada 19 Januari
2011. Sertifikat ini diserahkan oleh mantan Duta Besar RI untuk UNESCO Tresna Dermawan
Kunaefi kepada menteri pendidikan nasional Muhammad Nuh. Karena itulah saat ini Angklung
menjadi salah satu alat musik yang cukup terkenal didunia. Dalam wawancaranya Taufik
menyatakan angklung digemari diluar negeri. Negara-negara seperti Korea,Jepang dan Malaysia.
Telah mengenalkan angklung pada anak-anak usia sekolah.

11 Angklung Nusantara menurut adat daerah dan penggunaanya

Angklung memang asli dari Sunda Jawa Barat namun dalam perkembangannya tidak
hanya digunakan di Sunda saja, di berbagai daerah juga menggunakannya untuk acara
adat, hiburan dan seni lainnya.
   1. Angklung Kanekes




Dalam sajian hiburan, Angklung biasanya diadakan saat terang bulan dan tidak hujan. Mereka
memainkan angklung di buruan (halaman luas di pedesaan) sambil menyanyikan bermacam-
macam lagu, antara lain: Lutung Kasarung, Yandu Bibi, Yandu Sala, Ceuk Arileu, Oray-orayan,
Dengdang, Yari Gandang, Oyong-oyong Bangkong, Badan Kula, Kokoloyoran, Ayun-ayunan,
Pileuleuyan, Gandrung Manggu, Rujak Gadung, Mulung Muncang, Giler, Ngaranggeong,
Aceukna, Marengo, Salak Sadapur, Rangda Ngendong, Celementre, Keupat Reundang,
Papacangan, dan Culadi Dengdang.
       
   2.Angklung Reyog
Angklung Reyog merupakan alat musik untuk mengiringi tarian reyog ponorogo di jawa timur.
angklung Reyog memiliki khas dari segi suara yang sangat keras, memiliki dua nada serta bentuk
yang lengkungan rotan yang menarik (tidak seperti angklung umumnya ang berbentuk kubus)
dengan hiasan benang berumbai-rumbai warna yang indah. Dalam sejarahnya angklung Reyog
ini digunakan pada film: Warok Singo Kobra (1982), Tendangan Dari Langit (2011)
       

 3.Angklung Banyuwangi
http://infobanyuwangi.com/wp-content/uploads/2014/08/angklung-paglak.jpgAngklung banyuwangi ini memiliki bentuk seperi calung dengan nada budaya banyuwangi
     








 
4.Angklung Bali
http://menambahpengetahuansejarah.files.wordpress.com/2012/12/gamelan-angklung-bali.jpgAngklung bali memiliki bentuk dan nada yang khas bali,
     















5.  Angklung Dogdog Lojor
http://gentra.lk.ipb.ac.id/files/2013/12/1.pngKesenian dogdog lojor terdapat di masyarakat Kasepuhan Pancer Pangawinan atau kesatuan adat
Banten Kidul yang tersebar di sekitar Gunung Halimun (berbatasan dengan jakarta, Bogor, dan
Lebak). Meski kesenian ini dinamakan dogdog lojor, yaitu nama salah satu instrumen di
dalamnya, tetapi di sana juga digunakan angklung karena kaitannya dengan acara ritual padi.
Setahun sekali, setelah panen seluruh masyarakat mengadakan acara Serah Taun atau Seren Taun
di pusat kampung adat. Pusat kampung adat sebagai tempat kediaman kokolot (sesepuh)
tempatnya selalu berpindah-pindah sesuai petunjuk gaib.
Lagu-lagu dogdog lojor di antaranya Bale Agung, Samping Hideung, Oleng-oleng Papanganten,
Si Tunggul Kawung, Adulilang, dan Adu-aduan. Lagu-lagu ini berupa vokal dengan ritmis
dogdog dan angklung cenderung tetap.

6.Angklung Gubrag
       
http://v-images2.antarafoto.com/rp-pr_1231668640_re_455x298.jpg Angklung gubrag terdapat di kampung Cipining, kecamatan Cigudeg, Bogor. Angklung ini telah
berusia tua dan digunakan untuk menghormati dewi padi dalam kegiatan melak pare (menanam
padi), ngunjal pare (mengangkut padi), dan ngadiukeun (menempatkan) ke leuit (lumbung).
     





 7.Angklung Badeng

http://andriasmulyadi.weebly.com/uploads/8/1/1/8/8118157/6336803.jpg
Badeng merupakan jenis kesenian yang menekankan segi musikal dengan angklung sebagai alat
musiknya yang utama. Badeng terdapat di Desa Sanding, Kecamatan Malangbong, Garut. Dulu
berfungsi sebagai hiburan untuk kepentingan dakwah Islam.
Lagu-lagu badeng: Lailahaileloh, Ya’ti, Kasreng, Yautike, Lilimbungan, Solaloh.
     






   8. Angklung Padaeng



Angklung padaeng adalah angklung yang dikenalkan oleh Daeng Soetigna sejak sekitar tahun
1938. Terobosan pada angklung padaeng adalah digunakannya laras nada Diatonik yang sesuai
dengan sistem musik barat. Dengan demikian, angklung kini dapat memainkan lagu-lagu
internasional, dan juga dapat bermain dalam Ensembel dengan alat musik internasional lainnya.
       




  9.Angklung Sarinande

Angklung sarinande adalah istilah untuk angklung padaeng yang hanya memakai nada bulat saja
(tanpa nada kromatis) dengan nada dasar C. Unit kecil angklung sarinade berisi 8 angklung (nada
Do Rendah sampai Do Tinggi), sementara sarinade plus berisi 13 angklung (nada Sol Rendah
hingga Mi Tinggi).
 











10. Angklung Toel

http://klungbot.com/wp-content/uploads/2013/10/angklung_toel.jpgAngklung toel diciptakan oleh Kang Yayan Udjo sekitar tahun 2008.Pada alat ini, ada rangka setinggi pinggang dengan beberapa angklung dijejer dengan posisi terbalik dan diberi karet.Untuk memainkannya, seorang pemain cukup men-toel angklung tersebut, dan angklung akan bergetar beberapa saat karena adanya karet.
 



11. Angklung Sri-Murni


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhuoyGFF7sPj9pWaL2xEkqs1Sxb0clWM5ncerNNNg4viTii9ud8yJpWmKS5cqc265zQ8lUUjM63eRfPWR1eNYCfkUXeA_uNPGKnKBtux2jmOsWnahqn9X-sfo5QQdoJHfvA9pJsOPafFg-b/s320/IMGP1163.JPGAngklung ini merupakan gagasan Eko Mursito Budi yang khusus diciptakan untuk keperluan
robot angklung. Sesuai namanya, satu angklung ini memakai dua atau lebih tabung suara yang
nadanya sama, sehingga akan menghasilkan nada murni (mono-tonal). Ini berbeda dengan
angklung padaeng yang multi-tonal. Dengan ide sederhana ini, robot dengan mudah memainkan
kombinasi beberapa angklung secara simultan untuk menirukan efek angklung melodi maupun
angklung akompanimen.

Rabu, 22 Oktober 2014

ROOM (Deskripsi)


Menginjak lantai berwarna abu-abu putih sudah tak asing lagi bagiku. Ruang kelas berukuran    ± 9 m X 9 m ini berbentuk persegi dengan donimasi meja coklat dan kursi biru terlihat penuh ditempati murid SMK, aku duduk di bangku pojok depan sebelah kiri, tepat di depan meja guru yang disampingnya menempel papan tulis berwarna putih.Di samping kiriku, duduk seorang cewek berkacamata yang lihai bercanda dengan teman dibelakangnya.Sedang di samping kananku banyak siswa melakukan kegiatannya masing-masing, ada yang memeras otak untuk menulis, saling berebut penggaris, tertawa sendiri, melamun, berbicara dengan teman, dan ada pula yang lesu dan tak bersemangat.Ada lagi yang sangat serius memperhatikan guru Bahasa Indonesia saat menjelaskan pelajaran, panggil saja dia Yosi wajahnya terlihat serius melihat LCD yang dipantulkan ke layar proyektor.Dia yang duduk tepat di belakang tempat duduk ku itu tak banyak berkutik jika sudah masuk pelajaran.Tentu saja tak berkutik karena dia sering dihinggapi rasa ngantuk, hehehe.
Ruangan yang tidak tertutup tembok sepenuhnya ini biasa disebut Ruang C 2.4 di pusat kelas duduk dua orang yang saling bersahutan dalam candaan, ya Fakhron dan Sanjaya.Sudah menjadi kebiasaan bila harus mengerjakan tugas dengan bercanda disambung dengan diskusi, agar terlihat lebih sibuk, hahaha.Ruang ini adalah tempatku mempelajari pelajaran yang menurutku menjadi salah satu tantangan karena sulitnya untuk mendapatkan nilai sempurna di pelajaran ini, yaitu pelajaran bahasa Indonesia.Sekarang guruku sedang sibuk menyuruh muridnya untuk mengerjakan tugas.Sebut saja siswa bernama Ardin yang duduk dekat tembok baris ketiga dari depan, Guru Bahasa Indonesia mendesaknya untuk segera menulis deskripsi spasial, namun dia lebih suka memainkan pensil di tangannya daripada memainkannya di atas kertas.Terasa aneh jika hal itu tak dilakukan.Ruangan ini terkenal dengan ruang VIP, karena kursi dan mejanya yang lebih bagus dari kelas lain.Namun udara di kelas ini cenderung panas, dimana tidak, orang arah angina tidak sesuai dengan letak ventilasi menjadi penyebabnya.Tapi kuakui, kelas ini jauh lebih memadai dari kelas lain.
Letih, lesu terlihat sekali dari wajah teman sebangkuku.Aku biasa memanggilnya Kakak.Rambutnya yang berantakan seolah mencerminkan bahwa dia bukan seorang cewek feminism.Hidungnya yang tidak mancung dengan tahi lalat kecil di atasnya, giginya yang berantakan, dan kacamata berframe hitam yang dipakainya cukup memperlihatkan wajahnya yang manis, namun ada sesuatu yang mengusik kemanisan wajahnya yaitu jerawat kecil di samping matanya dan rambut depannya yang tidak teratur seolah tak pernah dirapikan dengan sisir.
Wuaaaaaah….. Suara adzan berkumandang di tengah hari yang panas, ditambah gurauan teman-teman Multimedia C kelas XII yang merasuk di celah setiap telinga membuat suasana yang tepat untuk tidur.Jarum pendek pun hampir tepat membelah jam dinding di pojok kelas menempel pada dinding yang bercat putih bersih namun sudah mulai ternodai oleh tangan-tangan jahil anak putih abu-abu.Rasa malas mulai menghinggapi diri setiap manusia di kelas ini, kecuali guru dan asistennya, hehehe….Udara yang panas di kelas VIP memang bagus jika dilewatkan dengan tidur.Selamat tidur siang.

Kamis, 09 Oktober 2014

AutoBiography (Own Blog)

Karena Cinta Ku Mengenal Sastra (AutoBiography Wiki Dwi Ningrum)

Terlahir dari keluarga petani membuatku hidup di lereng pegunungan, dimana udaranya begitu dingin. Aku terlahir sebagai perempuan 18 tahun yang lalu tepatnya tanggal 19 Mei 1996 dengan nama lengkap Wiki Dwi Ningrum, dan nama panggilanku Wiki, namun tidak semua orang memanggilku Wiki, ada yang memanggil Miki, Viki, bahkan juga Wiwik. Aku hanya memiliki seorang kakak laki-laki, ayahku bernama Darlin dan ibuku bernama Rumi’ah.Aku tinggal di sebuah Desa kecil yaitu Selobrojo (Selo= Batu, Brojo= Hujan) aku tinggal di Rt 32 Rw 06 Desa Banjarejo Kecamatan Ngantang.Sejak kecil aku hidup seperti Si Bolang, rumah hanya menjadi tempat untuk makan dan tidur.Masa kecilku adalah masa yang terindah dimana aku bisa pergi kemana saja, dengan teman yang begitu banyak, mengenal banyak hal, dan bermain bersama, sampai-sampai aku tak mengenal yang namanya sekolah, hingga aku telat sekolah satu tahun.Jika anak sekarang banyak sekali yang meminta sekolah, aku justru tak pernah memintanya bahkan aku tak mengerti apa itu sekolah, jika saja orang tuaku tak menyekolahkan aku, mungkin aku juga tak akan pernah sekolah.
Aku menempuh pendidikan pertamaku di TK Dharma Wanita selama dua tahun yaitu tahun 2001-2003, Lalu aku melanjutkan pendidikanku di SDN Banjarejo 3, saat aku menduduki bangku kelas 4 SD, aku mulai merasakan perasaan suka terhadap seseorang, rasa it uterus berlanjut saat akun naik ke kelas 5 SD, karena dialah aku menyukai dunia sastra, karena setiap kali aku memandangnya tanganku terasa gatal sekali ingin menulis puisi tentang dia, bahkan aku sampai menyediakan buku khusus untuk puisi tentang dia, karena kecintaanku dalam menulis buku diary ku pun full dengan cerita tentang dia.Perasaan itu tetap melekat dalam diriku hingga aku naik ke kelas 6 SD, dan aku terus mengasah kemampuan menulisku tanpa sadar karena dia.Namun di tahun kelulusan ku dari SD tahun 2009 itu juga menjadi tahun perpisahanku, karena kita tak lagi satu sekolah.Namun warisan dari dia tetap aku pertahankan yaitu warisan gemar menulis.
Aku tidak terlalu mengenal banyak SMP waktu itu, yang aku tahu hanya ada dua yaitu SMPN 1 Ngantang dan SMPN 2 Ngantang, dengan alasan jarak sekolah yang dekat aku memilih SMPN 2 Ngantang.Saat usia-usia remaja seperti inilah, banyak sekali teman-temanku yang memilih menikah daripada sekolah.Sama seperti kakak ku yang memutuskan menikah di usianya 19 tahun. Perjodohan dan menikah muda seolah menjadi budaya disini. Itulah mengapa perjuanganku untuk melanjutkan sekolah semakin berat, dan tidak sama dengan anak yang lainnya. Namun di samping semua itu aku tetap berkarya dan di kelas dua SMP aku mengikuti lomba menulis pertama, yang menurut ku sangat berat, kenapa? Aku harus pergi ke warnet untuk mengetik naskah yang aku buat karena saat itu aku tak memiliki laptop, aku kira warnet bisa menyimpan file naskahku, namun besoknya saat aku kembali naskah itu sudah hilang, dan aku minta tolong pemilik warnet untuk mengetikkannya.Selain cobaan itu, masih ada lagi, karena yang mengadakan lomba berpusat di Jakarta aku harus mengirimnya lewat kantor pos, namun saat pengiriman, ternyata mereka sudah tidak menerima lagi barang untuk dikirim karena sudah mendekati Hari Raya Idul Fitri, akhirnya di jalan aku menangis.Lalu terpaksa aku mengirimnya di hari terakhir. Jika mengingatnya nekat juga, karena aku sadar ceritaku waktu itu sangat kaku, membosankan alurnya, ceritanya bisa ditebak, dan bahasanya sangat biasa.Lalu di kelas 3 aku dipercayakan guruku untuk mengikuti jambore di Kecamatan Donomulya, dari situlah aku mendapat banyak pengetahuan tentang bahasa karena saat itu aku masuk kategori puisi, dan puisi dari kelompokku masuk tiga besar dan dipamerkan dalam pameran.Setelah aku menjalani pendidikan SMP dan lulus pada tahun 2012 bisa dipastikan tidak ada setengah dari angkatanku melanjutkan pendidikannya.Sedangkan aku bimbang akan melanjutkan sekolah dimana.
Untuk pilihan sekolah di Ngantang hanya ada satu SMA itu sekolahnya tidak aktif atau jarang berinteraksi dengan sekolah lain, mau masuk SMKN 1 Pujon, saat itu banyak sekali kasus hamil duluan disana.Lalu aku putuskan ingin masuk di SMKN 1 Singosari, itupun aku ikut-ikut dengan temanku, karena aku tak mengerti tentang sekolah-sekolah tapi terkendala jarak yang terlalu jauh sehingga tidak direstui oleh orangtuaku.Lalu temanku mengajak ku ke SMKN 5 Malang, aku pun tak tahu dimana itu SMKN 5 Malang, dank arena temanku memutuskan untuk tidak sekolah disana, akupun juga mengikutinya, karena aku tak tahu apapun.Lalu temanku menyarankan untuk sekolah di SMKN 1 Batu, aku suda berencana banyak dengan temanku, namun ayah dari kakak ipar ku melarangku sekolah disana, dengan alasan banyak anak yang nakal. “Lalu aku sekolah dimana? Di sini tidak boleh di sana tidak boleh” Akhirnya aku mencari tahu tentang SMK PGRI 3 Malang, sekolah di Malang yang paling terdekat.Dan akhirnya aku mendaftar di sana dengan ke empat temanku. Ya bisa disimpulkan dengan kejadian itu bahwa aku sekolah di SMK PGRI 3 Malang karena tak ada pilihan lain.
Saat aku merasakan lingkungan sekolah yang disiplin, aku mulai merasa nyaman.Dan aku tak pernah melupakan kegemaranku dalam menulis.Saat Prakerin tahun lalu aku mulai mengikuti lomba cerpen online dan lomba kali ini lebih mudah, karena aku bergelut di bidang IT dan aku sudah memiliki laptop.Dan aku mengirimkan karyaku.Dari 431 cerpen yang masuk, dipilih juara satu, dua, dan tiga selain itu juga dipilih dua puluh cerpen terbaik untuk dibukukan.Meski aku tida termasuk dalam keduanya namun aku juga mendapat buku, dan disaat itu aku bisa menilai karyaku, yang masih menggunakan alur membosankan , cerita yang bisa ditebak, dan tidak terkandung amanat yang dalam.

Dan sekarang aku sudah menginjak kelas tiga di tahun 2014, aku sudah mengikuti empat lomba yang mana, aku ikut andil dalam pembuatan cerita yaitu lomba artikel Indonesia kebanggaanku, Lomba Cerpen Indonesia Dalam Kritik Sosial, Lomba Film Bertema Peduli Lingkungan, Dan lomba Blog dimana harus membuat 9 artikel yang mana satu tertema Budaya di Indonesia yang berhubungan dengan teknologi, tiga artikel bertema The Vioce Of The Techno, dan lima artikel bertema The Next techno Creator.Dan tinggal menunggu hasil serta siap untuk evaluasi.



Dalam Menggapai Sebuah Mimpi (Autobiografi oleh Yosi Juniwati)

Sebuah bangku pojok belakang yang selalu kutempati di SMP Negeri 1 Batu , akan memulai awal perjalananku menjadi sosok pemimpi yang tinggi. Aku yang saat ini menduduki bangku SMK di Perbatasan Kota Malang di Jalan Tlogomas yaitu SMK PGRI 3 Tlogomas Malang merupakan salah satu dari 3000 siswa SMK tersebut. Mungkin kalian akan bertanya tanya siapa aku ?. Jika kalian bertanya seperti itu mungkin aku hanya memberikan sebuah nama, aku adalah Yosi Yuniwati ,aku yang saat ini tinggal bersama Ibu dan kakak kakakku yang sudah menikah merupakan anak kelima dari lima bersaudara.Ayahku meninggal ketika aku menduduki bangku sekolah dasar . Aku menganggap diriku merupakan sosok yang tak terlalu menonjol dari semua siswa yang ada, mungkin banyak teman yang tak terlalu mengenalku. Bahkan saat aku menduduki bangku SMP . 


Apa kalian pernah bermimpi?Pasti semua orang memiliki mimpi bukan?. Mimpi hanyalah sebuah kata yang bisa membuatmu tak akan tidur semalaman jika kalian memikirkannya. Pertanyaan tentang sebuah mimpi dimulai ketika aku menduduki bangku SD,“Apakah kau punya mimpi?” dengan keyakinan sosok anak kecil yang kala itu aku menjawabnya dengan jawaban aku bermimpi menjadi seorang dokter. Mungkin jika saat ini aku menjawab pertanyaan itu dengan jawaban yang sama, pasti akan terdengar konyol.Pertanyaan tersebut terulang kembali ketika aku menduduki bangku SMP. Aku yang saat itu yang mulai sedikit beranjak remaja mulai memikirkan kembali mimpi awalku menjadi seorang dokter, namun kala itu aku hanyalah seorang anak yang baru saja beranjak remaja, aku masih tidak memilik pendirian kuat. Aku merubah mimpiku dari seorang dokter menjadi seorang fotografer. Dengan itu aku mulai membicarakan dengan ibu tentang masa depan dan mimpiku. Sosok ibu yang sangat kucintai mendukung impian tentang masa depanku menjadi seorang fotografer. Namun hal kecil yang tak bisa kupertahankan mulai menggerogoti diriku, hal tersebut adalah konsisten.Jika diingat kembali, tentang mimpiku kala itu hanyalah terinspirasi dari sebuah film Tv yang ditayangkan oleh salah satu stasiun Tv swasta yang menceritakan tentang sosok fotografer. Karena itulah aku bermimpi menjajal bidang tersebut , untuk mewujudkannya aku memulai langkah dengan masuk di SMK PGRI 03 Malang dengan mengambil jurusan Multimedia yang didalamnya aku juga mempelajari tentang teknik fotografi. Seperti yang telah kukatakan sebelumnya, aku hanyalah seorang remaja yang tak bisa memegang kekonsistenan , dan juga seperti yang telah terduga sebelumnya aku merubah impianku kembali untuk kedua kalinya setelah pertanyaan tentang mimpi mendatangiku saat pertama kali. 


Meskipun aku merubah impianku setidaknya aku masih memiliki mimpi lain untuk tetap menjalani hari hari sebagai anak remaja yang tetap semangat. Aku yang saat itu memutuskan akan menjalani beberapa karir untuk masa depanku. Dimulai dari seorang desainer graphic, Animator, Sutradara dan untuk yang terakhir aku mulai memikirkan tentang menjalani masa depanku sebagai seorang arsitek setelah aku selesai menjalani praktek kerja industri selama 1 tahun di Bali.Sudah kukatakan beberapa kali bukan jika aku tidak bisa mempertahankan Kekonsistenan dan juga tanggung jawabku dalam memilih masa depan . Meskipun saat ini aku sudah menginjak usia 17 tahun , aku masih tetap bingung dalam menentukan masa depan.


Saat ini aku yang akan segera menamatkan masa pencarian ilmu di SMK PGRI 03 Malang mulai memikirkan dengan serius ,” Akan segera melanjutkan kemanakah aku?”. Jika dipikirkan dari awal semua mimpi yang aku inginkan merupakan mimpi yang muluk bukan. Aku pernah mendengar peribahasa “ Gapailah mimpi setinggi langit, meskipun engkau jatuh setidaknya kau telah mencapai puncak gunung”. Dengan begitu saat ini aku mulai memiliki keyakinan, dan aku akan mencoba berusaha lebih keras untuk memegang kekonsistenan dan tanggung jawabku untuk impianku saat ini yaitu sebagai Arsitek. Kini aku hanya bisa mencapainya dengan menuntut ilmu terlebih dahulu, dalam mencapai impianku tersebut aku akan memulainya dengan memasuki Universitas Islam Negeri Malang dengan bidang Studi Arsitek tahun depan yang semoga saja aku bisa memasukinya , dan hal itu akn aku lakukan setelah aku menyelesaikan pencarian ilmu di SMK PGRI 03 MALANG. Di tempat itulah nanti aku akan kembali memulai segalanya untuk mengarungi impian panjang yang telah ada didepan mata.




Sepertinya Diriku (Cahya Ardhinsyah Putra)
Lahir di kota yang katanya kecil, tapi menurut saya ini kota yang cukup besar. Dengan hawa yang sejuk dan buah apelnya yang banyak digemari orang, saya sangat mencintai kota ini. Mungkin orang – orang lebih mengenal kota ini dengan nama kota Malang, tapi itu salah, ini kota Batu. 7 Mei 1997 lahirlah saya di kota ini, Cahya Ardhinsyah Putra adalah nama yang diberikan oleh kedua orang tua saya. Mereka adalah pahlawan saya, saya bangga memiliki orang tua seperti mereka. Ayah saya bukan pejabat, bukan juga orang yang mempunyai nama yang besar, Ayah saya hanya kuli bangunan , tapi itu sudah membuat saya bangga. Mungkin anda heran dan bertanya-tanya apa yang saya banggakan dari ayah saya, dan mungkin ada juga yang berfikir harusnya saya malu karena profesi ayah saya. Untuk apa harus malu, saya bangga dengan ayah saya karena beliau selalu bekerja keras dan hampir tak terdengar sedikitpun beliau mengeluh. Bandingkan dengan mereka yang diatas sana, sarjana, insinyur, doctor dan gelar lainnya. Kerja menggunakan jas dan berdasi, saat rapat tidur, kemudian makan uang rakyat/korupsi. Ayah saya tanpa gelar, bekerja dengan pakaian yang terbilang lusuh, bekerja dibawah terik matahari, keringatnya selalu membasahi tubuhnya, dan menerima bayaran yang kadang cukup dan bahkan kurang untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Mungkin itulah jawaban saya jika ada yang bertanya seperti itu. Kemudian Ibu saya juga bukan siapa-siapa, hanya seorang ibu rumah tangga, namun beliau juga pahlawan saya, beliau yang melahirkan saya, membimbing saya menjadi lebih baik dari waktu ke waktu, setiap hari bangun lebih awal dari semua anggota keluarga untuk menyiapkan makanan, pakaian, dan lain lain. Beliau orang yang sangat saya cintai. 22 Mei 2006 lahirlah adik perempuan saya, Syafira Setianing Putri namanya, saya sangat menyayangi adik saya dan akan selalu membimbing dan menjaganya. Saya bersekolah seperti anak-anak lain pada umumnya, TK saya lalui di TK Muslimat Baiturrohmah, kemudin SD di SDN Ngaglik 04 Batu, SMP di SMPN 01 Batu, dan SMK di SMK PGRI 03 Tlogomas Malang. Saya suka sekali sepakbola, walaupun saya tak terlalu bisa memainkannya, klub pertama dan yang paling saya sukai adalah Liverpool FC, seperti anak laki-laki pada umumnya cita-cita saya dulunya menjadi pemain sepakbola namun sekarang tak lagi karena sudah hampir tidak mungkin tercapai. Dulunya saya pernah mengikuti SSB (Sekolah Sepak Bola) di Batu Raya, namun kemudian berhenti karena alasan sekolah yang lebih penting dan terdapat suatu kekecewaan yang terpendam  karena latihan keras saja tak cukup dan mungkin anda sudah tau masalah lainnya, apalagi kalau bukan uang, butuh uang lebih untuk masuk tim yang ikut turnamen dan bukan kemampuan sepakbola yang menjadi patokan, dan saya tasanggup membayar untuk ikut. Sampai sekarang jika saya ditanyai apa cita-cita saya jujur saya tidak tahu, saya hanya ingin sukses, sukses menurut saya bukan punya rumah mewah, mobil mewah, dan semuanya harus mewah, namun ukuran sukses bagi saya adalah hidup sederhana, mempunyai pekerjaan, menikahi anak orang tentunya dan menempati rumah saya sendiri, dan yang terpenting adalah memberangkatkan haji kedua orangta saya, itulah sukses menurut saya. Dan semoga itu tercapai, AMIN! Mungkin saya naïf karena berpikir saya bisa merubah dunia, mereka diatas sana selalu menang dan saya dibawah sini selalu kalah, hidup ini tak adil, hidup ini memang kejam, tapi berjuanglah Tuhan tak pernah mengabaikan hambanya yang berusaha. Sekian #YNWA 

CERITA HIDUPKU

(Muhammad Fakhron Noviansyah) 

         Hidup yang bermula dari sepasang suami istri dari kota Batu, yang menikah sekitar tahun 1980an. Dan melahirkan anak pertama perempuan tahun 1988 seorang kakak perempuan yang berbeda usia 8 tahun dengan usiaku. Dan aku anak kedua yang di lahirkan di atas springbed di sebuah kamar rumah sakit Saiful Anwar Malang, lahir 1 hari setelah hari pahlawan yaitu 11 November tahun 1996, lahir cukup malam sekitar pukul 12 tengah malam hari senin pon. Dilahirkan dengan nama Muhammad Fakhron Noviansyah, Nama yang cukup bagus dan indah menurutku. Nama yang di berikan oleh nenekku, dan biasa di panggil Fakhron. Setelah umur 7 tahun aku bersekolah di taman kanak-kanak Hajjah Mariyam Kota Batu selama 2 tahun, lalu melanjutkan disekolah dasar Mi Miftahul Ulum Kota Batu selama 6 tahun, dan melanjutkan sekolah menengah pertama Negeri 3 Kota Batu, dan sekarang kelas 3 atau 12 di Smk Pgri 3 Malang. Saat smk nama panggilanku mulai berubah bukan aku yang merubah tapi teman-temanku, karena di awal nama panggilanku Fak sekarang aku biasa di panggil Fakk.

Pertama masuk sekolah aku mos di kelompok 7, dan mengambil jurusan teknik komunikasi jaringan, setelah 1 minggu di jurusan itu, aku merasa tidak cocok dengan jurusan itu, akhirnya aku memilih pindah jurusan menjadi multimedia. Setelah beberapa hari aku merasa cocok dengan jurusan itu dan sampai sekarang aku di jurusan multimedia. Setelah 1 tahun aku di kelas 10 aku naik ke kelas 11 dan prakerin di bali, pulau yang awalnya di anggap hebat indah tapi samapi di sana merasa biasa. Aku prakerin di PT.Digital Photo Graphics perusahaan yang mengambil jasa di bidang percetakan, jauh dari jurusan yang aku ambil. Selama beberapa minggu aku merasa tidak cocok dan ingin pindah, tapi setelah satu bulan dan mendapat gaji, keinginan pindah itu mulai hilang, aku di sana berkerja dengan orang jawa, orang bali, orang Jakarta, orang bandung, bahkan sampai orang kupang. Aku prakerin di sana selama 1 tahun, dalam satu tahun itu aku sering di marahi, di suruh pulang, sampai pernah di suruh membuat surat mengunduran diri, tapi akhirnya juga selesai di tempat prakerin itu, setelah selesai dan mendapat sertifikat aku kembali ke kota malang, dan naik ke kelas 12 sampai saat ini dan nanti sampai lulus.

          Sekarang umurku 17 tahun, tinggi sekitar 177 cm, berat sekitar 51 kg, berambul ikal pendek, berkumis tipis, berbulu mata terbalik, berkulit sawo matang atau sedikit hitam, berbadan kurus. Aku pergi kesekolah menaiki kendaraan yang sederhana tak mewah dan  berusia cukup tua, bersuara cukup bising, dengan warna motor kuning plat E Cirebon di buat tahun 1976 lebih tua dari usiaku, bermesin di sebelah kanan, dan menggunakan operan gigi tangan kiri, tidak bagus, tidak baru, dan tidak secepat motor-motor jaman sekarang. Tapi masih sehat seperti motor motor baru jaman sekarang.Jarak perjalanan dari rumah kesekolah yang cukup jauh, hampir menempuh 10 km melewati 4 pom bensin, 1 lampu merah, 1 perempatan, 2 pertigaan.  Dengan jarak 10 km bensin motor  vespaku mengabiskan bensin sekitar 1 liter untuk pulang pergi, Dengan kecepatan yang tidak pelan dan juga tidak cepat, lampu depan belakang yang agak redup atau tidak terang.Meskipun terkadang rewel. Motor yang aku beli dari uangku sendiri, hasil kerja kerasku saat prakerin di pulau bali. Dan karena itulah aku tetap menyayangi motor itu.

  

  THIS IS MY LIFE 

(Ahmad Kusuma Sanjaya)



Malang tempat dimana ak dilahirkan. Kota yang terkenal dengan udara sejuk dan biasa disebut dengan kota bunga. sesuai dengan nama tengahku juga yaitu Kusuma yang berarti bunga juga.  Nama lengkapku adalah Ahmad Kusuma Sanjaya dan biasanya aku dipanggil yayak. Aku anak laki – laki pertama dari 3 bersodara. aku mempunyai 2 adik, mereka berdua kembar dan biasa dipanggil Karina dan Kirana. Sekarang mereka duduk dikelas 2 smp, tepatnya di MTS Muhammadiyah Tlogomas Malang. Sedangkan aku sendiri duduk dikelas 3 SMK, tepatnya di SMK PGRI 3 Tlogomas  Malang. Sebelum masuk SMK PGRI 3 Malang aku bersekolah di SMP N 4 Malang yang berada di jl. Veteran no. 37 Malang. Sempat dulu sewaktu SMP aku hampir tidak naik kelas karena mungkin sewaktu itu aku masih malas – malasan untuk belajar dan suka tidak masuk karena pada saat itu aku malas untuk masuk kesekolah. Dan sewaktu duduk dibangku kelas 3 SMP barulah mulai hilang sedikit demi sedikit kemalasan yang menghantui hidupku. Belajar belajar dan belajar, itulah yang aku kerjakan saat aku duduk dikelas 3 SMP untuk mengejar ketertinggalan pelajaran yang pada saat kelas 1 dan 2 yang tidak aku pelajari. Setelah cukup lama ak belajar akhirnya pasca ujian semester 5 nilai ku sudah bisa dikatakan cukup bagus dari nilai – nilaiku sebelumnya. Perjalanan menuju semester 6 mulailah aku dan orang tuaku mencari sekolah untuk melanjutkan perjalanan belajarku. Karena pada saat itu aku suka memasak aku memilih untuk masuk di SMK 3 Malang dan mengambil jurusan tata boga, behubung masalah dana yang tidak mencukupi akhirnya aku mencoba untuk mencoba lagi ke SMK 4 Malang dan disana juga masalah pendanaan menghantui keluargaku. Kira – kira pada saat pelajaran agama dikelas 3 SMP kebingunganku untuk mencari sekolah sudah mulai terpecahkan karena adanya 2 orang yang presentasi dari suatu sekolah yang masalah pendanaannya bisa dikatakan mampu untuk keluargaku. Yang dipresentasikan oleh 2 orang tesebut adalah SMK PGRI 3 Malang. Akhirnya aku mencoba untuk daftar disekolah tersebut melalui jalur prestasi dengan rapot semester 5 ku. Jalur prestasi merupakan jalur yang menggunakan rapot semester 5 dan tanpa menggunakan tes tulis. Akhirnya aku masuk di SMK PGRI 3 Malang dengan sukses mengikuti MOS selama seminggu. Pada saat pertama kali masuk SMK PGRI 3 Malang aku belum kenal siapa – siapa. Dari waktu kewaktu akhir nya mulai ada banyak teman – teman yang mendekatiku dan hampir satu TIK kenal aku semua. Hampir 11 bulan aku lewati bangku kelas 1 di SMK PGRI 3 Malang. Dibulan terakhir saat bangku kelas 1 ada suatu tugas yang harus aku presentasikan dan biasanya tugas itu disebut dengan tugas akhir (TA). Hampir 1 bulan full aku mengerjakan tugas tersebut dan hampir setiap hari pula aku pulang malam untuk mengerjakannya. Disaat hari presentasi aku agak nerves untuk mempresentasikan tugasku didepan penguji. Memang pada saat itu baru pertama kali ku untuk berhadapan langsung dengan penguji tugas akhir. Menit demi menit akhirnya presentasiku pun sukses dan niali dari presentasiku cukup memuaskan. Setelah tugas akhir selesai barulah aku memasuki masa PRAKERIN yaitu dimana pada saat kelas 2 murid – murid SMK PGRI 3 Malang diberi tugas untuk menjalani masa praktek kerja. Dan pada saat itu aku kebagian prakerin dibali tepatnya di perusahaan digital printing. 1 tahun aku menjalani masa – masa prakerin, banyak pengalaman yang dapat aku pelajari selama 1 tahun dibali. Mulai dari hidup mandiri sampai dengan yang lainnya. Setelah selesai masa prakerin aku masuk kembali kesekolah untuk menjalani masa pembelajaran lagi yang kira – kira lamanya hanya 10 bulan. Dan sekarang ak sudah memasuki bulan ke 4 yang dimana dibulan tersebut adalah masa – masanya untuk mengerjakan Tugas Akhir lagi. Disamping kesibukanku disekolah aku juga mempunyai hoby yang bisa dikatakan cukup extrim yaitu Downhill. Downhill merupakan olahraga mengendarai sepeda dengan menuruni gunung. Aku mulai menyukai olahraga ini sejak ak duduk dibangku smp kelas 3. Dimana pada saat itu aku masih belum bisa apa – apa. Berkkat pelatihan dari kakakku muali dari smp hingga sekarang akhirnya aku sudah mulai bisa menuruni gunung yang tingkat kecuramannya cukup membuat jantung ku berdetak kencang. Berkali – kali aku terjatuh saat menuruni gunung – gunung tapi itu bukan suatu alasan unutkku untuk berhenti menyukai olahraga tersebut.