.
Rabu, 12 November 2014
Nusantara dan Angklung
Memiliki ribuan kebudayaan membuat Indonesia menjadi negeri yang terkenal dengan unsur
kebudayaannya.Berbagai macam budaya Indonesia dari berbagai suku membuat Indonesia lebih
berwarna dan menjadi negara yang penuh dengan budaya yang patut untuk ditelusuri, mulai dari
tari-tarian, rumah adat, alat musik, pakaian adat, senjata tradisional dan banyak lainnya.
Salah satu corak kebudayaan Indonesia yang berbentuk alat musik salah satunya angklung.Siapa
yang tidak tahu angklung? Orang Indonesia pasti sudah mengenal angklung, karena angklung
sudah diakui dunia sebagai salah satu alat musik tradisional milik Indonesia.Angklung
merupakan alat musik tradisional yang terbuat dari bambu. Alat musik yang berasal dari Jawa
Barat ini pernah dimuat dalam tulisan “Dictionary of the Sunda language” karya Jonathan Rigg
yang diterbitkan pada tahun 1862 di Batavia ia menuliskan bahwa angklung merupakan alat
musik yang terbuat dari pipa - pipa bambu yang dipotong ujung - ujungnya menyerupai pipa -
pipa dalam suatu organ dan diikat bersama dalam suatu bingkai, digetarkan untuk menghasilkan
bunyi. Angklung adalah salah satu alat musik multitonal yaitu alat musik bernada ganda yang
secara tradisional berkembang dalam masyarakat. Angklung dimainkan dengan cara
digoyangkan yang menyebabkan benturan badan pipa bambu sehingga menghasilkan bunyi
bergetar dalam susunan nada 2,3,sampai 4 nada dalam setiap ukuran kecil . Meskipun begitu alat
musik tradisional ini kini telah mendapat pengakuan resmi dari UNESCO sebagai karya agung
warisan budaya lisan dan non bendawi manusia (intangible cultural heritage) sejak bulan
november tahun 2010 dan penyerahan resmi sertifikat dilaksanakan di Jakarta, pada 19 Januari
2011. Sertifikat ini diserahkan oleh mantan Duta Besar RI untuk UNESCO Tresna Dermawan
Kunaefi kepada menteri pendidikan nasional Muhammad Nuh. Karena itulah saat ini Angklung
menjadi salah satu alat musik yang cukup terkenal didunia. Dalam wawancaranya Taufik
menyatakan angklung digemari diluar negeri. Negara-negara seperti Korea,Jepang dan Malaysia.
Telah mengenalkan angklung pada anak-anak usia sekolah.
11 Angklung Nusantara menurut adat daerah dan penggunaanya
Angklung memang asli dari Sunda Jawa Barat namun dalam perkembangannya tidak
hanya digunakan di Sunda saja, di berbagai daerah juga menggunakannya untuk acara
adat, hiburan dan seni lainnya.
1. Angklung Kanekes
Dalam sajian hiburan, Angklung biasanya diadakan saat terang bulan dan tidak hujan. Mereka
memainkan angklung di buruan (halaman luas di pedesaan) sambil menyanyikan bermacam-
macam lagu, antara lain: Lutung Kasarung, Yandu Bibi, Yandu Sala, Ceuk Arileu, Oray-orayan,
Dengdang, Yari Gandang, Oyong-oyong Bangkong, Badan Kula, Kokoloyoran, Ayun-ayunan,
Pileuleuyan, Gandrung Manggu, Rujak Gadung, Mulung Muncang, Giler, Ngaranggeong,
Aceukna, Marengo, Salak Sadapur, Rangda Ngendong, Celementre, Keupat Reundang,
Papacangan, dan Culadi Dengdang.
2.Angklung Reyog
Angklung Reyog merupakan alat musik untuk mengiringi tarian reyog ponorogo di jawa timur.
angklung Reyog memiliki khas dari segi suara yang sangat keras, memiliki dua nada serta bentuk
yang lengkungan rotan yang menarik (tidak seperti angklung umumnya ang berbentuk kubus)
dengan hiasan benang berumbai-rumbai warna yang indah. Dalam sejarahnya angklung Reyog
ini digunakan pada film: Warok Singo Kobra (1982), Tendangan Dari Langit (2011)
3.Angklung Banyuwangi
Angklung banyuwangi ini memiliki bentuk seperi calung dengan nada budaya banyuwangi
4.Angklung Bali
Angklung bali memiliki bentuk dan nada yang khas bali,
5. Angklung Dogdog Lojor
Kesenian dogdog lojor terdapat di masyarakat Kasepuhan Pancer Pangawinan atau kesatuan adat
Banten Kidul yang tersebar di sekitar Gunung Halimun (berbatasan dengan jakarta, Bogor, dan
Lebak). Meski kesenian ini dinamakan dogdog lojor, yaitu nama salah satu instrumen di
dalamnya, tetapi di sana juga digunakan angklung karena kaitannya dengan acara ritual padi.
Setahun sekali, setelah panen seluruh masyarakat mengadakan acara Serah Taun atau Seren Taun
di pusat kampung adat. Pusat kampung adat sebagai tempat kediaman kokolot (sesepuh)
tempatnya selalu berpindah-pindah sesuai petunjuk gaib.
Lagu-lagu dogdog lojor di antaranya Bale Agung, Samping Hideung, Oleng-oleng Papanganten,
Si Tunggul Kawung, Adulilang, dan Adu-aduan. Lagu-lagu ini berupa vokal dengan ritmis
dogdog dan angklung cenderung tetap.
6.Angklung Gubrag
Angklung gubrag terdapat di kampung Cipining, kecamatan Cigudeg, Bogor. Angklung ini telah
berusia tua dan digunakan untuk menghormati dewi padi dalam kegiatan melak pare (menanam
padi), ngunjal pare (mengangkut padi), dan ngadiukeun (menempatkan) ke leuit (lumbung).
7.Angklung Badeng
Badeng merupakan jenis kesenian yang menekankan segi musikal dengan angklung sebagai alat
musiknya yang utama. Badeng terdapat di Desa Sanding, Kecamatan Malangbong, Garut. Dulu
berfungsi sebagai hiburan untuk kepentingan dakwah Islam.
Lagu-lagu badeng: Lailahaileloh, Ya’ti, Kasreng, Yautike, Lilimbungan, Solaloh.
8. Angklung Padaeng
Angklung padaeng adalah angklung yang dikenalkan oleh Daeng Soetigna sejak sekitar tahun
1938. Terobosan pada angklung padaeng adalah digunakannya laras nada Diatonik yang sesuai
dengan sistem musik barat. Dengan demikian, angklung kini dapat memainkan lagu-lagu
internasional, dan juga dapat bermain dalam Ensembel dengan alat musik internasional lainnya.
9.Angklung Sarinande
Angklung sarinande adalah istilah untuk angklung padaeng yang hanya memakai nada bulat saja
(tanpa nada kromatis) dengan nada dasar C. Unit kecil angklung sarinade berisi 8 angklung (nada
Do Rendah sampai Do Tinggi), sementara sarinade plus berisi 13 angklung (nada Sol Rendah
hingga Mi Tinggi).
10. Angklung Toel
Angklung toel diciptakan oleh Kang Yayan Udjo sekitar tahun 2008.Pada alat ini, ada rangka setinggi pinggang dengan beberapa angklung dijejer dengan posisi terbalik dan diberi karet.Untuk memainkannya, seorang pemain cukup men-toel angklung tersebut, dan angklung akan bergetar beberapa saat karena adanya karet.
11. Angklung Sri-Murni
Angklung ini merupakan gagasan Eko Mursito Budi yang khusus diciptakan untuk keperluan
robot angklung. Sesuai namanya, satu angklung ini memakai dua atau lebih tabung suara yang
nadanya sama, sehingga akan menghasilkan nada murni (mono-tonal). Ini berbeda dengan
angklung padaeng yang multi-tonal. Dengan ide sederhana ini, robot dengan mudah memainkan
kombinasi beberapa angklung secara simultan untuk menirukan efek angklung melodi maupun
angklung akompanimen.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar